SEPUTAR KERIS
PEMAHAMAN YANG
KELIRU SEPUTAR KERIS
Dari sekian senjata tajam, sejumlah
di antaranya merupakan senjata dominan yang perannya mampu mengubah sejarah
dunia. Senjata itu mencakup keris, pedang, tombak, dan bayonet.
Keris merupakan bagian dari
benda bersejarah yang merupakan aset kebudayaan yang dimiliki oleh bangsa
Indonesia dan merupakan benda warisan budaya yang patut dilestarikan
keberadaannya. Keris pada
masa kerajaan-kerajaan kuno di Pulau Jawa merupakan senjata standar prajurit dan kewibawaan bagi para bangsawan. Bahkan
menjadi ikon tersendiri bagi kelangsungan hidup kerajaan-kerajaan itu.
Para era
modern, keris tetap menjadi syarat utama bagi pengantin pria Jawa saat
menjalani perkawinan, konon, tradisi pemandian keris ini dipengaruhi oleh kisah
terbunuhnya Adipati Jipang, Harya Penangsang, saat bertempur melawan Raja
Mataram, Panembahan Senopati.
Namun sayang ada kesalah
pahaman seputar keris dalam persepsi masyarakat Indonesia, hal inilah yang
menjadi salah satu penyebab utama masyarakat modern cenderung mengambil jarak
dengan keris. “ Belum-belum sudah menganggap keris sebagai benda mistis, takut
musyrik dan lain-lain”. Hal ini karena budaya Indonesia yang paternalistik,
kerap terjadi orang meminta keterangan mengenai keris kepada orang yang
dituakan. Dan tak semua orang ini punya ilmu dan pemahaman yang cukup mengenai
keris.
Televisi yang
menyiarkan drama kolosal menjadi salah satu penyebab munculnya pemahaman yang
salah terhadap keris. ”Di televisi kerap dimunculkan kekuatan mistis sebuah
keris. Saat tokoh bertarung memakai keris, ada gambaran naga atau macan yang
keluar. Itu merupakan sebuah pembodohan
massal. Sebenarnya tak
pernah ada macan atau naga yang keluar dari sebuah keris.
Hal inilah yang akhirnya menyebabkan
adanya informasi yang kurang akurat bahkan keliru dalam memahami keris yang
merupakan produk budaya tradisional bangsa Indonesia yang justru kaya dengan
filosofi hidup, baik dari segi motif atau ritual yang mengikutinya.
Kesalah-pahaman lain seputar
keris terletak pada kebiasaan memandikan (menjamas) keris. Tujuan utama dari
proses ini untuk menghindarkan keris dari proses korosi (berkarat). Namun bagi
banyak orang proses itu kemudian mengalami pergeseran makna menjadi sebuah
ritual untuk memuliakan keris sebagai sebuah benda mistis yang dianggap
memiliki kekuatan supranatural.
Kesalahan ini diawali tradisi
memandikan keris di kalangan keraton. Raja-raja pada waktu itu memerlukan cara
untuk tetap mempertahankan hegemoni kekuasaannya. Makanya dirasakan perlu untuk
melakukan suatu upacara ‘kesakralan komunal’.
Inilah fakta yang benar
mengenai keris, jadi pemahaman masyarakat Indonesia terhadap keris selama ini
banyak yang keliru. Hal ini karena kurangnya informasi yang benar tentang keris
kepada masyarakat. Semoga informasi ini bermanfaat bagi pambaca terutama bagi
generasi muda sekarang yang seharusnya ikut melestarikan keberadaan benda
bersejarah warisan budaya bangsa Indonesia.
Disusun oleh: M. Abidin.
Sumber Referensi:
Sumber Referensi:
- Kelirumologi Keris. Majalah arti, edisi 029, Juli 2010.
- http://nationalgeographic.co.id/berita/2013/09/keris-dalam-sejarah-nusantara
- http://travel.kompas.com/read/2013/12/02/0848153/Kaum.Muda.Tidak.Minati.Pameran.Keri
Komentar
Posting Komentar