BAYT AL-QUR’AN & MUSEUM ISTIQLAL TMII
BAYT AL-QUR’AN & MUSEUM
ISTIQLAL TMII
Oleh: Mohamad Abidin
Indonesia
merupakan negara yang mempunyai bermacam budaya yang menjadi kekayaan milik
bangsa. Dari berbagai macam budaya yang ada di Indonesia, kebudayaan Islam
merupakan salah satu dari sekian banyak kebudayaan yang ikut mempengaruhi perkembangan
budaya di Indonesia. Seiring masuknya agama Islam ke Indonesia, maka terjadilah
asimilasi kebudayaan, hal ini karena ajaran Islam yang bersifat terbuka dalam
syiar dakwahnya sehingga kebudayaan Islam mudah berbaur dengan kebudayaan lokal
selama kebudayaan tersebut tidak bertentangan dengan ajaran Islam.
Pada
tahun 1991 di Indonesia di selenggarakan Festival Istiqlal yang menghadirkan
aneka macam budaya yang bercirikan Islam dan ternyata mendapat sambutan yang
luar biasa dari masyarakat Indonesia. Dari ajang kegiatan tersebut maka pada
tahun 1994 tercetuslah ide untuk mendirikan Bayt Al-Qur’an, ide ini muncul dari
Dr. H. Tarmizi Taher yang pada saat itu menjabat Menteri Agama RI. Ide ini
mendapat dukungan dari Ibu Tien Soeharto yang mewakafkan tanah yang terdapat di
area Taman Mini Indonesia Indah untuk dijadikan lokasi pembangunan Bayt
Al-Qur’an.
Bagian depan bangunan Bayt Alqur’an TMII
(Foto: Dokumen Pribadi)
Pada
tahun 1995 diselenggarakanlah Festival Istiqlal kedua, dari festival kedua
inilah banyak terkumpul benda-benda kebudayaan Islam yang selanjutnya
memunculkan ide untuk membangun Museum Istiqlal. Untuk selanjutnya Bayt
Al-Qur’an dan Museum Istiqlal dibangun dalam satu lokasi dengan kesatuan
konsep. Bayt Al-Qur’an & Museum Istiqlal diresmikan pada tanggal 20 April
1997 oleh Presiden RI H.M. Soeharto.
Pembangunan
Bayt Al-Qur’an & Museum Istiqlal dirancang oleh seorang arsitek asal
Indonesia yaitu Ir. Achmad Noe’man. Bayt Al-Qur’an & Museum Istiqlal
dibangun dengan gaya percampuran arsitektur tradisional dan modern.
Bangunan
Bayt Al-Qur’an & Museum Istiqlal mempunyai 3,5 lantai ditambah lantai dasar
dan Masjid. Bentuk dasar Bangunan Bayt Al-Qur’an & Museum Istiqlal berupa
bujur sangkar dengan atap tumpang limasan yang mangacu pada bentuk atap Masjid
Demak. Bila kita melihat bangunan ini dari atas maka bangunan Bayt Al-Qur’an
& Museum Istiqlal ini akan terlihat seperti huruf “q” yang merupakan simbol
dari kata “Qur’an”. Bila kita melihat Bayt Al-Qur’an & Museum Istiqlal ini
dari arah depan maka pada bagian atas atap akan terlihat bangunan menyerupai
Al-Qur’an yang terbuka diatas rehal.
Bayt
Al-Qur’an menyimpan koleksi inti yang
meliputi:
v Manuskrip Al-Qur’an
Manuskrip
merupakan teknik yang dipergunakan untuk menyalin Al-Qur’an pada zaman dahulu
sebelum ditemukannya teknik cetak. Koleksi manuskrip Al-Qur’an yang terdapat di
Bayt Al-Qur’an diantaranya: terjemahan Al-Qur’an bahasa Jawa Madura dari abad
ke-19 yang berasal dari Sumenep yang ditulis diatas kertas kulit kayu, mushaf
La Lino dari Bima yang berasal dari abad ke-19 yang ditulis diatas kertas
Eropa, mushaf Al-Qur’an tulisan tangan bercorak batik Cirebon dll.
Mushaf Istanbul yang menjadi koleksi Bayt Al-Qur’an
(Foto: Ani Dara)
v Al-Qur’an Cetakan
Koleksi
Al-Qur’an cetakan yang terdapat di Bayt Al-Qur’an diantaranya: mushaf Al-Qur’an
cetakan Singapura dari abad ke-19 yang dicetak dengan teknik cetak batu
(litografi), mushaf Al-Qur’an cetakan Turki dari tahun 1894 dll.
v Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an
Terjemahan
dan tafsir Al-Qur’an telah banyak dibuat oleh para ulama pada masa lampau,
beberapa koleksi yang terdapat di Bayt Al-Qur’an diantaranya: koleksi
terjemahan Al-Qur’an “Nur Anjawen” dengan huruf Jawa berasal dari Surakarta
dari tahun 1935, naskah tafsir Al-Qur’an yang berasal dari Yogyakarta dari
tahun 1719/1717 dll.
v Al-Qur’an Elektronik dan Digital
Seiring
dengan perkembangan teknologi maka penyusunan Al-Qur’anpun dibuat dalam bentuk
elektronik dan digital. Koleksi Al-Qur’an digital yang ada di Bayt Al-Qur’an
diantaranya yaitu Al-Mudarris (Al-Qur’an Readboy) yang merupakan metode
mempelajari Al-Qur’an dengan sentuhan dan pengucapan.
v Karya Seni dan Tradisi Qur’ani
Koleksi
jenis ini merupakan berupa karya seni yang terkait dengan Al-Quran seperti peti
Mushaf Istiqlal yang diukir dengan ragam hias Nusantara.
Sedang
Museum Istiqlal menyimpan koleksi yang meliputi:
v Manuskrip keagamaan (selain
Al-Qur’an)
Beberapa
koleksi manuskrip keagamaan yang terdapat di Museum istiqlal diantaranya:
naskah Al-Wahdaniyah fi Sifatillah dari abad ke-17 yang berasal dari
Banten yang ditulis dengan bahasa Arab di atas kulit kayu dengan tinta
cina, naskah Kitab Akidah/Tauhid yang
berasal dari Jawa Timur yang ditulis di atas kulit kayu menggunakan bahasa Jawa
dengan aksara Arab, naskah Al-Idlah yang ditulis dengan bahasa Jawa
Madura dengan aksara Arab.
v Tekstil
Koleksi
tekstil yang terdapat di Museum Istiqlal diantaranya: selendang batik, batik Tuban,
dan kain tenun.
v Karya arsitektur
Koleksi
karya arsitektur yang terdapat di Museum Istiqlal diantaranya: replika Masjid
Agung Demak, maket Masjid Istiqlal Jakarta, maket Gedung Bayt Al-Qur’an dan
Museum Istiqlal TMII.
v Nisan
Di Museum
Istiqlal terdapat beberapa koleksi replika nisan diantaranya: replika nisan
Abdullah Ibnu Amir Muhammad Abdul Qadir bin Yusuf Abdul Aziz bin al-Mansur,
replika nisan Fatimah binti Maemun bin habiballah, replika nisan makam Kandang
xii Aceh, replika nisan komplek makam Troloyo.
v Seni rupa tradisional
Koleksi
seni rupa tradisional yang terdapat di Museum Istiqlal diantaranya: ukiran
kaligrafi pada panel kayu yang berisi tulisan surat al-Qadar ayat 1-6 yang
dibuat oleh soerang seniaman asal Jepara dan ukiran kaligarafi surat yasin.
v Seni rupa modern
Selain
benda-benda tradisional di Mesum Istiqlal juga terdapat hasil karya dari seni
rupa modern, diantara koleksinya yaitu: lukisan kaligrafi karya Amir Yahya dari
tahun 1995 yang merupakan wakaf dari Sri Sultan Hamengku Buwono x.
Kaligrafi yang merupakan karya seni modern koleksi Meseum
Istiqlal TMII
(Foto: Dokumen Pribadi)
v Benda warisan budaya Islam
Koleksi
dari Museum Istiqlal yang merupakan benda-benda yang menjadi bagian penting
dari sejarah perkembangan Islam di nusantara diantaranya yaitu: replika bedug
Agung Kyai Bagelan, replika gentong/padasan dan piring keramik berlogo.
Bedug yang merupakan salah satu koleksi Museum Istiqlal
TMII
Bayt
Al-Quran & Museum Istiqlal juga mempunyai ruang perpustakaan dengan koleksi
yang meliputi: Al-Qur’an, tafsir, hadis, serta seni budaya Islam. Perpustakaan
ini terbuka untuk pegawai Lajnah dan masyarakat umum dengan jam buka dari hari
Senin hingga Jum’at.
Selain
menyelenggarakan pameran tetap Bayt Al-Qur’an & Museum Istiqlal juga
menyelenggarakan pameran temporer dan event-event keislaman, baik yang
diselenggarakan oleh Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an maupun kerja sama
dengan pihak lain. Untuk sosialisasi, Bayt Al-Qur’an & Museum Istiqlal juga
menyelenggarakan pameran keliling di seluruh Indonesia. Pameran yang pernah
diselenggarakan atau pernah diikuti antara lain: Pameran Mushaf Al-Qur’an di
Banda Aceh dan Lhokseumawe pada tahun 2008, Pameran Al-Qur’an (Margo City,
Depok, Jawa Barat, 2009), Pameran Mushaf Wonosobo (Hotel Grand Sahid Jaya,
Jakarta, 2009), Islamic Cultur Show and Expo Tiongkok-Indonesia (Balai
kartini, Jakarta, 2010) serta masih banyak lagi kegiatan-kegiatan yang lainnya.
Sumber Referensi:
Shohib, Muhammad dkk. 2012.Bayt Al-Qur’an &
Museum Istiqlal TMII. Jakarta: Laznah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, Badan Litbang
dan Diklat Kementerian Agama Republik Indonesia.
Terima kasih sudah di post dan membantu tugas saya :D
BalasHapus.anjjaayyy...
BalasHapus