ETIKA BISNIS DALAM ISLAM (Bag 4, Habis)
Oleh: Mohamad Abidin




 Langkah-langkah Sukses Pebisnis Dalam Islam
Untuk meraih sukses dalam bisnis yang islami maka diperlukan adanya manajemen organisasi yang profesional yang sesuai dengan ketentuan ajaran Islam. Islam juga mengenal adanya nilai-nilai etika kerja islami atau etos kerja islami.
Sahata seperti dikutip Badroen dkk, menyatakan bahwa nilai moral dalam kosep kerja dan bisnis Islam yang dapat diterjemahkan dalam bentuk etos kerja yaitu sebagai berkut:
  1. Keimanan bahwa tujuan manusia dalam melakukan pekerjaan adalah ibadah kepada Allah dan memakmurkan kehidupan dengan mengelola bumi beserta isinya.
  2. Kerja adalah usaha untuk mewujudkan keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan jiwa dan jasmani.
  3. Bekerja keras untuk mendapatkan rezeki disertai dengan tawakal dan takwa kepada Allah SWT.
  4. Usaha yang halal dan menghindari usaha yang haram.
  5. Menghindari transaksi ribawi.
  6. Keinginan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban Islam yang lebih utama tanpa dilandasi dengan sikap sombong atau tinggi hati.
  7. Tidak bekerja sama dengan musuh-musuh Islam.
  8. Keimanan yang menyatakan bahwa seluruh materi di dunia ini hanya milik Allah sedang manusia hanya bertugas sebagai khalifah.
  9. Menjaga kepemilikan materi dan mengembangkannya di jalan yang halal.
  10. Kewajiban bermoral seperti: jujur, amanah, dan paham akan segala aspek perdagangan.
  11. Memperbanyak beristigfar, karena memperbanyak permohonan ampunan kepada Allah SWT dapat menjadi salah satu faktor dimudahkannya untuk mendapatkan rezeki.
  12. Keimanan bahwa Allah SWT senantiasa melebihkan rezeki kepada sebagian hambanya.
  13. Mengeluarkan zakat harta, karena zakat adalah ibadah dan bagian dari rukun Islam.
  14. Keimanan kepada hari akhir dan manusia akan dihitung segala amalannya dalam berproses mencari dan mengeluarkan rezeki.
  15. Yang dibolehkan Syara’ adalah hal yang baik dan halal.
  16. Membuat perjanjian dalam hubungan kemitraan.
  17. Pembiayaan proyek usaha islami.
  18. Menghindari jual beli yang tidak dibolehkan syara’.
  19. Mematuhi kode etik dalam setiap melaksanakan kewajiban dan interaksi keuangan.
  20. Melakukan transaksi dengan bank secara islami.
  21. Tanpa adanya alasan dlaruraat sebisa mungkin menjauhkan transaksi yang tidak islami dengan perusahaan asuransi.
  22. Berhati-hati ketika bertransaksi dengan surat dagang (Commercial Papers).
  23. Memberikan hak-hak pekerja.
  24. Melaksanakan hak Allah Yang diwajibkan atas materi.
  25. Menggunakan prinsip al ma’ruf  dalam pembubaran usaha.
  26. Memberikan kemudahan bagi pihak yang mengalami kesulitan.
  27. Seseorang dilarang menawar di atas tawaran saudaranya.
  28. Memurahkan harga dan berkecukupan dengan keuntungan yang sedikit.
  29. Memiliki rasa empati.
Menurut Badroen dkk dalam bukunya  Etika Bisnis Dalam Islam menyebutkan bahwa ada beberapa faktor yang mendukung dalam membentuk budaya organisasi yang islami antara lain:
  1. Organisasi
Diperlukan suatu struktur organisasi yang mampu menjamin penerapan budaya yang islami di dalam organisasi.
  1. Komitmen Pimpinan Tertinggi
Adanya komitmen langsung dari pimpinan puncak yang diimplementasikan melalui sikap dan prilaku sehari-hari. Pemimpin harus mampu memberikan contoh kepada bawahannya sebagai upaya pembentukan budaya yang baik.
  1. Komunikasi
Ketrampilan komunikasi merupakan faktor penting dalam upaya menciptakan lingkungan yang kondusif dalam organisasi.
  1. Motivasi
Motivasi merupakan salah satu komponen penting dalam meraih kesuksesan suatu proses kerja, karena memiliki unsur pendorong untuk melakukan pekerjaan sendiri maupun kelompok.
  1. Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja yang kondusif dapat mendukung terciptanya budaya organisasi yang baik.
  1. Perubahan
Semua komponen organisasi harus memiliki komitmen yang kuat untuk berubah ke arah yang lebih baik.
  1. Partisipasi
Partisipasi aktif dari semua lini organisasi bagi pencapaian tujuan organisasi menjadi salah satu titik kekuatan bagi terbentuknya budaya yang baik.
  1. Disiplin
Disiplin merupakan napas dari organisasi dan merupakan unsur pokok dalam upaya mencapai kualitas atau keberhasilan manajemen.

B.     Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa, Islam tidak melarang umatnya untuk menjalankan bisnis, namun dalam menjalankan bisnisnya umat Islam harus sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku dalam ajaran Islam. Umat Islam tidak boleh berbisnis dengan menghalalkan segala cara. Islam telah mengatur tata cara berbisnis yang bisa dijadikan pedoman yaitu dalam Al-Qur’an dan Al-Hadis.  







Sumber Referensi:

An-Nawawi, Imam. 2011. Riyadhus Shalihin. Solo: Insan Kamil

Badroen, Faizal, dkk. 2007. Etika Bisnis Dalam Islam. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Dahwal, Sirman. 2009. Etika Bisnis Menurut Hukum Islam (Suatu Kajian Normatif). http://repository.unib.ac.id/483/1/1JUDUL%20ETIKA%20BISNIS%20DALAM%20ISLAM.pdf.
               
Hanna, Rahmat. Etika Bisnis dalam Perspektif Islam. http://sulut.kemenag.go.id/file/file/bimasislam            /zgbt1372476715.pdf.

Zaroni, Akhmad Nur. 2007. Bisnis Dalam Perspektif Islam (Telaah Aspek Keagamaan Dalam    Kehidupan               Ekonomi). http://stain.gurningsoft.com/news/file/6%20Bisnis%20dalam%20                 Perspektisf %20 islam.pdf.





Komentar

Postingan populer dari blog ini

BAYT AL-QUR’AN & MUSEUM ISTIQLAL TMII

BATIK TEGALAN

CINTA LINGKUNGAN